![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1obkJJwzjl4zKi30uPjuflHWnDX6KuqVe9cdcqR6JrBztEINXhq5c2jAshpBbhK8wgSbLAiEQtW-ZUmiL8YSCYUM-I4cAiSvwk45iAgM8Foo8IN86tVBsDGpHz5umtOiH9Uci6AIjg193/s320/Picture+107.jpg)
AKU SAMBEL TUMPANG DAN OTAK KU
Waktu th 1985 – 1988
Aku waktu itu sekolah di daerah dua kaki gunung merapi dan merbabu. Daerah ampel namanya masuk wilayah kabupaten Boyolali karesidenan Surakarta. Daerahnya yang masih asri penduduknya yang ramah masih nuansa alam pedesaan dengan hembusan angin gunung yang masih alami sejuk dan boleh di bilang suhu dataran tinggi dingin. Jadi kalo pagi hari sampai jam 7 masih terlihat kabut dan penduduk sekitar masih mengunakan selimut serba guna (sarung lah) istilahnya.saya sebut serba bisa...karena bisa di pakai acara apa saja, untuk sholat, selimut, resepsi dan kenduri pada waktu itu. Dan sampai sekarang masih saya lihat begitu mungkin sebagian orang masih menjaga tradisi multi fungsi tadi…heheee…
Aku disana sekolah di sebuah sekolah negri namanya SMPN 2 Ampel Boyolali ikut Mbah kakung (Duda ) punya anak 3 dari 3 istri jadi anaknya tunggal semua ,BapakKu (almrh) anak pertama dari istri pertama Bulik ku rumahnya jauh dari ampel boleh di bilang sudah masuk luar kota . Ada alasan tertentu Aku di sekolahkan di sana oleh orang tuaku, disamping factor Biaya karena aku anak pertama 6 bersaudara,untuk menemani Mbah,juga misi nya Men ora ilang obore (jawa) untuk menyambung saudara karena ayahku yang asli sana. Itu alasanya kata orang tua ku dulu.
Pertama tinggal disana aku sudah merasakan bisa menyesuaikan dengan alam dan lingkungan sana aliasnya betah.Tapi justru setelah aku tinggal disana, mbahku malah jadi jarang di rumah, sering saya di tinggal sendiri kadang ber minggu2 malah ber bulan. Dirumah paling 2-3 hari pergi lagi. Jadinya malah kayak anak kost, apa apa serba sendiri dari kebutuhan makan dll harus dilakukan sendiri dengan uang kiriman tiap bulan dari Orang tuaku..yang dikirim lewat wesel ke Teman sekolah Bapak Ku juga Pak guru ku SMP, Pak Musiri Namanya.
Kelas 1 SMP aku di jatah kiriman Rp10.000/bulan, boleh di bilang cukuplah untuk biaya sekolah dan makan.ya harus pandai membaginya. Biasa tiap habis menerima kiriman langsung ku bagi untuk bayar sekolah,beli beras buat 1 bulan dan Supermi untuk ke adaan mendesak. Setelah tak pikir2 masak sendiri malah jadi repot juga biayanya lebih banyak, Akhirnya lebih baik makan di warung murah meriah milik langanan ku. Kalo Pagi dan sore tempat Mak Yam tetangga kampung, kalo siang tempatnya Bu Petruk 100m depan SMPN 1
Hampir tiap hari makananya ya itu nasi sambel tumpang dari harga Rp25 aku kls 1, Rp50 Aku kls 2, dan Rp75 Kls 3. Dah pokonya badan dan otak penuh dengan menu khas sambel tumpang yang bahan pokonya adalah tempe bosok (semangit )…xixiiiiii. Bisa makan lain menu kalo tetangga kampung ada hajatan, atau pas di ajak tidur di tempat teman,atau yg jual langanan lagi ada acara atau pas liburan di Ortu…Karena udah langanan mungkin jadi kadang saya di beri tambahan sayuran lain, kadang sayur oseng, gorengan ikan asin, atau krupuk gendar. Malah kadang di suruh ngak bayar suruh di pakai aja uangnya buat jajan. Kasihan kali ya liat makanya kok Sambel tumpang terus kapan kemasukan gizinya…hehee…nyaris selama 3 tahun menu sehari hari ku SAMBEL TUMPANG, dah bisa di bayangin kan Otak Ku bener2 OTAK SAMBEL TUMPANG…xixiiiii …padahal di usia itu usia dimana sangat membutuh gizi untuk otak…mungkin kebesara Tuhan ya… dan aku percaya itu 100% dengan NYA...setelah lulus SMP…aku Bisa masuk sebuah SMK Negri favorit di cilacap dan bisa berkompetisi disana .Dengan terbukti aku bisa selalu Ringking 2 …dapat Bea Siswa dan PMDK (nyombong dikit..hehe.. apa sombong sekali kiye…hahahaa)terserahlah Padahal aku waktu SMP jan cuman ngo genep genep tenan iku Tanya aja ama teman sekelas ku dulu…yak kan sedulur..? …kan aku sendiri ngak ngira…teman2ku SMK bertanya bahkan orangtuanya teman ku bertanya…kamu makanya apa sih dulu…ya tak ceritakan masa SMP ku dulu….nasi +SAMBEL TUMPANG…sampai sekarang kalo pas aku kumpul ama teman SMK ku di rumahku..wis mesti pesta Sambel Tumpang..heheee….rasanya …antic dan unik kata mereka (kepepet kali ya ..hahaaaa…..).makanya … kalo bicara soal sambel tumpang…wis makanan istimewaKu pokokmen…Sambel tumpang makin lama makin mak nyoslah….heheeee…
Ya udah gitu aja ceritanya…salam sambel tumpanglah…Aku & Otak Ku Sambel Tumpang….nyos pokokmen…SAMBEL TUMPANG GO INTERNATIONAL…
SAMBEL TUMPANG BOYOLALI
Sambel tumpang banyak di kenal oleh masyarakat karesidenan surakarta dan sekitarnya. Dibilang sambel tumpang karena bahan pokoknya yang sangat istimewa, yaitu dari tempe semangit ( bosok ) dan di tumpang atau ditaruh di atas rebusan sayuran lereng gunung.ke khas nya sayuran daun Adas yang jarang di jumpai di daerah lain.
Di daerah rumah masyarakat boyolali, sambel ini sudah menjadi teman nasi sehari hari disamping awet, makin lama makin enak rasanya ( mak nyous orang mania bilang).meskipun tiap daerah punya khas sendiri dalam pemberian bumbu namun pada dasarnya rasa tak beda jauh karena bahan pokoknya sama. cara membuat dan bahan pokok sangat sederhana dan mudah di dapat.
Ini resep dan cara pembuatan sambel tumpang dari ampel boyolali
Bahan bahan:
150 gr tempe semangit (bosok)
5 bh cabe merah
5 bh cabe rawit
2 cm kencur
2 siung bawang putih
4 siung bawang merah
10 bh petai
2 lbr daun jeruk
2 lbr daun salam
1 cm lengkuas memarkan
400 ml santan
1 sdt gula & 3 sdt garam
Krupuk kulit (rambak ) secukupnya.
Cara membuat:
1. tempe, bawang merah, bawang putih, cabai, daun jeruk, kencur, salam, lengkuas direbus jadi satu.
2. bahan rebusan semua diulek ( tumbuk )halus,kecuali salam, lengkuas
3. Sumua bahan direbus kembali,beri santan setelah mendidih masukan petaidan krupuk kulit beri garam dan gula secukupnya. tunggu sampai air tinggal sedikit / agak kental. angkat siap sajikan.
sajikan dengan rebusan sayuran ( bayam, lembayung,daun singkon,adas dll ) dan krupuk gendar..wah rasanya..jangan tanya...nyos pokokmen
Sambel tumpang sekarang sudah menjadi sayuran kebesaran masyarakat perantauan yang berasal dari daerah boyolai dan sekitarnya dan sebagai klangenan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar