Entri Populer

Sabtu, 02 Juli 2011

Suro Diro Djoyo Ningrat


Uwong sing kuat kuwi dudu uwong sing suro DIRO djoyo ningrat, tapi uwong sing sabar.Uwong sing duwur drajad e kuwi dudu uwong sing suro diro djoyo NINGRAT, tapi uwong sing okeh ilmune (ulil albab).Uwong sing mulyo kuwi dudu uwong sing suro diro DJOYO ningrat, tapi uwong sing okeh syukure.Uwong sing menang kuwi dudu uwong sing Suro diro djoyo ningrat, tapi uwong sing tawakal. Koyo mengkono simbah mahami pangastuti.

Kejobo kuwi le ...
Uwong sing mulia kuwi uwong sing taat,uwong sing taat kuwi uwong sing ngabekti (pangastuti).uwong sing ngabekti kuwi uwong sing nglakoni syareat.uwong sing nglakoni syareat kuwi uwong sing nduwe amal.Uwong sing duwe amal kuwi dudu uwong sing kebak angen angen lan kebak roso.

Le, simbah arep takon karo sliramu. Opo iyo uwong sing paling mulia nang ngarepe Gusti Allah kuwi uwong sing rumongso manunggal, uwong rumongso uwis makrifat, uwong sing ngaku kasyaf utowo uwong sing ngaku duwe ilmu laduni ? nek ngono manunggal, makrifat, kasyaf lan laduni, koyo kayane ugo dudu pangastuti ...wallahu a’lam.

Lewat pengembangan diri, seseorang berupaya menemukan hidup yang baik, yaitu yang bermakna, positif, bermutu, memuaskan. Berbahagialah dgn mengembangkan diri, aktualisasikan sgala potensi yg ada dalam diri.

Jumat, 01 Juli 2011

GURUN HABSAN UAE

Mendengar kata gurun atau padang pasir, pastilah orang akan berpikir sesuatu yang sangat ekstrimis atau buruk dengan suhu dan cuacanya. Dan itu jelas tak jauh dari cerita dengan kenyataan pastilah panas dan susah air. Tapi bagiku tiap daerah atau ke adaan yang kita rasa baru ataupun beda dengan ke adaan kita lahir dan di besar kan pastilah kita menyatakan hal yang ekstrim pertama kita datang. Orang yang dilahirkan di gurun dan besar di situ tentu merasa nyaman dan enak aja,kalau pergi atau tinggal di daerah lain awalnya tetap mengatakan keadaan yang buruk . Dan itu berlaku sebaliknya dengan orang yang dilahirkan di gunung ataupun di daerah pantai. Toh kalo kita pelajari dan amati kok dari dulu sudah ada orang yang tinggal disana. Bayangan kita bagaiman cara mereka bertahan hidup. Aku bisa mengatakan begitu karena waktu aku usia remaja tinggal di daerah dataran tinggi atau gunung di kaki gunung merbabu suhunya yang dingin dan selalu turun hujan, kemudian menginjak dewasa sampai berkeluarga tinggal di tepi pantai dengan angina lautnya yang kencang , dan sekarang mengais atau menjeput reziki di gurun, pepatah mengatakan “ ada gula ada semut “ mungkin ngak ada pilihan lain jadi apapun harus bisa ku jalani dan kunikmati apalagi dengan kehadiran juniorku yang sangat membutuhkan biaya hidup dan untuk membuat para juniorku alias anak menjadi anak yang pintar berguna bagi dirinya, orang tua, lingkungan dan masa depanya tentunya.Itulah harapan ku karena aku sudah menjadi orang tua dari anak anak ku amiin.
Pertama aku mengais rezeki di daerah Riyadh Saudi Arabia tahun 2000, karena suatu hal dengan keadaan di perusahaan yang aku ikuti jadi bertahan 14 bulan. Dan kembali ke daerah gurun namun beda lokasi di bulan april 2007 sampai sekarang, Tepatnya di Gurun Habsan Buhasa masuk wilayah Abudhabi di Negara UAE. Namanya di daerah gurun ya pastilah apa yang di pikirkan orang jelas tak jauh dari semua yang serba ekstrim dan tandus. Tapi sebenernya dimanapun kita tinggal syarat utama adalah kenali daerah tersebut dan menjiwainya tentu nyaman nyaman saja .Jadi istilahnya dimana kamu mau masuk rimba pelajari dulu di dalamnya karena kita akan bertemu sesuatu hal yang baru. Kalau kita bias menyesuaikan nya apalagi selalu ingat pepatah orang “dimana bumi di pijak di situ langit kita jinjing” Ya akhirnya banyak manfaat yang kita dapatkan.
Di gurun habsan itu aku bekerja pada sebuah perusahaan asing , yang pekerjanya juga orang dari berbagai Negara jadi banyak sekali ke aneka ragaman orangnya, dan meraka bisa memadukan kebiasaan asal nya dengan ke adaan lokal nya. Barangkali tak jauh dari Ku…karena soal rezeki tadi , jadi apapun harus bisa bertahan untuk kebutuhan ekonomi keluarga .
Alam nya yang keras keras itulah membuat kebiasaan orang nya juga keras. Dari gaya dan logat apa lagi dengan daerah yang mana di turunkan para penyebar agama besar di Dunia. Jadi menganggap orang lain kastanya di bawahnya. Apalagi dengan kekayaan alamnya yang kaya akan sumber alam berupa minya dan gas bumi yang menurut sejarah. Mulai di ekplorasi minyak di Negara UAE pada tahun 1972, berarti seusaiku. Namun sungguh terjadi perubahan yang sangat luar biasa, dari masyarakat lokalnya, yang dulu mengandalkan hidupnya dari bertani dan berternak. Sekarang ngak terlihat lagi orang lokal bekerja disana.Ya mungkin dengan kekayaan alamnya itu yang membuat devisa Negara nya semakin baik apapun bisa dibeli, jadi membuat masyarakat lokalnya malas bekerja karena mendapat subsidi dari pemerintahnya. Keadaan tersebut membuat Negara ini mendatang kan tenaga kerja baik yang formal maupun non formal. Kalo di Negara kita terkenal dengan nama TKI atau TKW. Ya aku termasuk bagian dari TKI itu apapun sebutan orang soal tenaga kerja atau sebutan yang lebih terhormat pahlawan devisa. Itulah sedikit gamabaran tentang keadaan alamnya dan masyarakat lokalnya saat tulisan ini di buat. Soal tradisi kebudayaan, makanan , dan kegiatan sehari hari tak jauh dari nuansa islamiah. Karena Negara UAE termasuk Negara Islam dan penuh dengan sejarah Islam dengan kebesaranya dulu.
Sejauh mata mamandang akan terlihat suatu alam yang penuh dengan warna coklatnya pasir gurun, birunya langit yang amat cerah dan putihnya awan tipis yang ada di sana. Cuaca yang sangat dominan adalah terang, karena sejauh aku tinggal disana. Hujan deras sekali dalam setahun. Kalau gerimis kadang ada di waktu musim dingin. Jadi ada dua musim, kalau musim panas suhu bisa mencapai 580 C, kalau musim dingin 150 C. Jadi benar benar kurang bersahabat kalau buat orang yang dari Negara agraris termasuk saya.
Karena aku tinggal di pedalaman namanya Gurun Buhasa Habsan masuk wilayah ABUDHABI, jadi keadaan alamnya masih alami dan memang di daerah itu khusus untuk kegiatan eksplorasi minyak. Para karyawan yang bekerja di disana di sediakan camp temporary selama kegiatan di lakukan. Namun lengkap dengan segala akomodasinya dari kebutuhan istirahat sampai sarana bermain dan ber olah raga.
Di pedalaman Gurun habsan masih kutemui sekelompok onta binatang padang pasir, domba padang pasir dan binatang lainya yang kalau saya lihat ada berbagai macam burung. Pertama kulihat sekilas seperti tidak ada tanaman disana. Namun kalau kita telusuri dari dekat akan banyak kita temui rumput bergerombol jarak 10 meter ada lagi. Mungkin karena rumput tersebut tingginya paling 60cm dan jaraknya begitu jadi kalau di lihat dari jauh seolah olah tidak ada tanaman . makanya binatang bias hidup disana karena ada rumput itu ada yang bilang namanya Rumput Fatima. Itulah sepenggal cerita perjalanan ku di gurun habsan.
“Lingkungan yang bergulir, paksa kita untuk melakukan sesuatu yang beda. Brubah dan beradaptasi suatu keharusan jika kita ingin bertahan hidup dan perlu waspada, tidak terlena dan cepat puas degan hasil yang telah diperoleh. Tidak semua hal berpengaruh baik dan tidak semua orang punya kehendak baik. Jiak mampu lihat hal yang dapat bahayakan diri brarti tugas belum selesai. Menyadari kehidupan yang senantiasa berada dalam proses prubahan dan pnyempurnaan diri trus menerus”.
Perjalanan ku di gurun 2007 sampai sekarang.