Entri Populer

Kamis, 24 Januari 2013

Kambing Jawa Organik Cilacap

ciri-ciri makanan kambing yang dapat menyebabkan kambing keguguran itu gmn?? pertanyaan yangsulit,tapijawabannya mudah,tidak ada pantangan apapun pada hijauan pakan untuk ternak. siap kata orang dulu2 jika dikasih makan hijauan yang ada getahnya itu bisa membuat keguguran semisal daun pepaya, daun randu dan daun ketela rambat yang bergetah memang benar, tapi kalimat lengkapnya adalah jangan diberikan ketika bergetah (baru petik, baru panen, basah) sehingga harus dilayukan/dikeringkan dulu dilakukan sehari semalam tetapi kalau sudah biasa dikasih langsung petik kambing juga gak apa apa kok.buktinya kambingku tak kasih daun ketela langsung petik tidak apa apa perlu pembiasaan juga dibiasakan sejak kecil.mayoritas kambing ditempatku makanannya daun ketela,dan kami juga tau kalau daun ketela ada racun sianidanya,tapi kami biasakan kenyataannya kambing ditempat kami tidak ada yang keracunan Selamat Berternak


  • BUDIDAYA TERNAK KAMBING

    Kambing merupakan jenis ternak yang sudah lama dibudidayakan, memelihara
    kambing tidak sulit Karen apakan cukup beragam.
    Berbagai jenis hijauan dapat dimakannya.
    Jenis daun-daunan yang cukup digemari opleh kambing antara lain daun turi,
    lamtoro dan nangka.

    Delapan ras kambing asli Indonesia adalah
    1. Kambing Marica
    2. Kambing Samosir
    3. Kambing Muara
    4. Kambing Kosta
    5. Kambing Gembrong
    6. Kambing Benggala
    7. Kambing Kacang
    8. Kambing Etawa

    Beberapa jenis kambing di Indonesia tersebar di daerah kering dan berbukit
    atau daerah pegunungan, kambing adalah jenis hewan yang takut air, ternak
    kambing dapat digolongkan menjadi 2 type yaitu :
    1. Kambing potong (penghasilan daging)
    2. Kambing dwi fungsi (penghasil daging dan susu)

    Berdasarkan tujuan pemeliharaan, ternak kambing dapat digolongkan
    menjadi dua yaitu :
    1. Kambing untuk pembibitan
    2. Kambing untuk penggemukan.

    Beberapa jenis kambing yang telah dikenal oleh masyarakat umum adalah
    1. Kambing Kacang
    2. Kambing Peranakan Etawah (PE)

    Kedua jenis kambing ini sudah beradaptasi dengan baik dengan kondisi tropis
    basah di Indonesia, kambing kacang mempunyai keistimewaan dibandingkan
    kambing PE yaiu ber anak kembar dan jarak beranak yang lebih pendek.

    Kambing Marica

    Kambing Marica tersebar di propinsi sulawesi selatan, kambing  marica ini
    hampir mirip dengan kambing kacang, namun ada perbedaan yaitu penampilan
    tubuh lebih kecil dibandingan kambing kacang, telinga berdiri menghadap
    samping arah kedepan, tanduk relatif kecil dan pendek

    Kambing Samosir

    Kambing ini dipelihara secara turun temurun oleh penduduk yang tinggal di pulau
    samosir, ditengah danau toba, kabupaten samosir, propinsi sumatera utara.

    Kambing Muara

    Kambing  muara dijumpai di daerah kecamatan muara, kabupaten Tapanuli utara
    di propinsi sumatera utara.
    Penampilan gagah, tubuh kompak dan sebaran warna bulu bervariasi antara
    warna bulu coklat kemerahan, putih dan hitam.
    Bobot kambing muara lebih besar dibandingkan kambing kacang.

    Kambing Kosta

    Lokais penyebaran kambing kosta di sekitar jakarta dan propinsi banten,
    kambing ini mempunyai bentuk tubuh sedang, hidung rata dan kadang kadang
    ada yang melengkung, tanduk pendek dan berbulu pendek

    Kambing Gembrong

    Kambing gembrong tersebar di daerah kawasan timur pulau bali terutama di
    kabupaten karangasem, ciri khas dari kambing ini adalah berbulu panjang,
    panjang bulu sekitar 15-25 cm,  bahkan rambut pada bagian kepala sampai
    menutupi muka dan telinga.
    Rambut panjang terdapat pada kambing jantan, sedangkan kambing gembrong
    betina berbulu pendek berkisar 2-3 cm, kambing gembrong ini lebih kecil dari
    kambing PE namun lebih besar dari kambing kacang.

    Kambing Benggala

    Kambing benggala diduga merupakan hasil persilangan kambing black benggala
    dengan kambing kacang.
    Kambing ini tersebar di daerah sekitar pulau timor dan  pulau flores di propinsi
    nusa tenggara timur.

    Kambing Kacang

    Kambing kacang merupakan kambing asli Indonesia. Kambing ini tersebar hampir di
    seluruh Indonesia. Ciri-ciri kambing kacang: badan kecil, telinga pendek tegak, leher
    pendek, punggung meninggi, jantan dan betina bertanduk, tinggi badan jantan dewasa
    rata-rata 60–65 cm, tinggi badan betina dewasa rata-rata 56 cm, bobot dewasa untuk
    betina rata-rata 20 kg dan jantan 25 kg.

    Kambing Peranakan Etawah (PE)

    Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan kambing hasil persilangan antara
    kambing Etawah (asal India) dengan kambing Kacang. Kambing ini tersebar hampir di
    seluruh Indonesia. Penampilannya mirip kambing Etawah, tetapi lebih kecil. Kambing PE
    merupakan kambing tipe dwiguna, yaitu sebagai penghasil daging dan susu (perah).
    Peranakan yang penampilannya mirip kambing Kacang disebut Bligon atau Jawa randu
    yang merupakan tipe pedaging. (Pamungkas et al., 2009). Ciri-ciri Kambing PE: telinga
    panjang dan terkulai, panjang telinga 18–30 cm, warna bulu bervariasi dari coklat muda
    sampai hitam. Bulu kambing PE jantan bagian atas leher dan pundak lebih tebal dan agak
    panjang. Bulu kambing PE betina pada bagian paha panjang. Berat badan kambing PE
    jantan dewasa 40 kg dan betina 35 kg, tinggi pundak 76-100 cm.

    MEMILIH BIBIT

    Pejantan
    Kondisi tubuh sehat, tubuh besar (sesuai umur), bulu bersih dan mengkilap, badan
    panjang, kaki lurus, tidak cacat, tumit tinggi, penampilan gagah, aktif dan nafsu kawin
    tinggi, mudah ereksi, buah zakar normal (2 buah, sama besar dan kenyal).

    Betina
    Kondisi tubuh sehat, tidak terlalu gemuk dan tidak cacat, bulu bersih dan mengkilap,
    alat kelamin normal, mempunyai sifat keibuan (mengasuh anak dengan baik), ambing
    (buah susu) normal (halus kenyal tidak terinfeksi atau terjadi pembengkakan).

    MENGATUR PERKAWINAN
    Kambing telah dewasa kelamin dapat dikawinkan. Kambing dewasa kelamin
    umumnya pada umur 6-8 bulan (sudah mulai birahi). Umur dapat diketahui dengan
    catatan kelahiran atau dapat dilihat dari giginya. Umur pertama kali dikawinkan 10–12
    bulan untuk kambing betina, sedangkan umur lebih dari 1 tahun untuk kambing jantan.

    TANDA-TANDA BIRAHI PADA KAMBING BETINA
    -   Gelisah
    -   Alat kelamin bagian luar bengkak, basah, merah dan hangat.
    -   Ekor digerak-gerakan.
    -   Diam bila dinaiki oleh pejantan.
    -   Nafsu makan berkurang.
    Lama berahi sekitar 30 jam, sedangkan siklus birahi sekitar 17 hari.

    WAKTU MENGAWINKAN
    Waktu mengawinkan yang tepat adalah 12-18 jam setelah terlihat tanda-tanda
    birahi, untuk memudahkan proses kawin dan mengurangi resiko kegagalan,
    maka kambing betina dan pejantan dikandangkan dalam satu kandang, hindarkan
    terjadinya perkawainan anatara saudara, anak dengan bapak dan induk dengan anak.

    KELAHIRAN
    Kambing yang akan melahirkan nampak gelisah, menggaruk-garuk tanah/lantai
    kandang, mengembik, pinggul mengendur, ambing sangat besar dan bila dipecet
    keluar cairan (kolostrum), alat kelamin membengkak dan nafsu makan turun.

    PERAWATAN ANAK KAMBING
    Kambing yang habis melahirkan kadang-kadang kurang perhatian terhadap anak
    yang baru saja dilahirkan, apabila induk tidak mau menyusui, dekatkan induk pada
    anaknya sehingga anak kambing dapat menyusu, jika induk tetap tidak mau menyusui,
    anak kambing dapat diberi susu buatan.
    Susu buatan ini dapat dibuat dari susu bubuk putih, gula 1 sendok teh, 1 butir telur
    ayam dan 1 cangkir air matang, susu buatan ini diberikan dua kali sehari sampai induk
    mau menyusui sendiri.

    MENYUSUI
    Kambing akan menysusi selama 2,5 – 3 bulan, pada sistem peternakan tradisional
    dapat sampai 5-6 bulan

    PENDUGAAN UMUR
    Umur kambing dapat diperkirakan dari gigi yang tumbuh :
    -         Semua gigi belum permanen (umur kurang dari 1 tahun)
    -         Satu pasang gigi permanen (umur 1-2 tahun)
    -         Dua pasang gigi permanen (umur 2-3 tahun)
    -         Tiga pasang gigi permanen (umur 3-4 tahun)
    -         Seluruh gigi permanen (umur 4-5 tahun)


    PAKAN
    Pakan kambing secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu pakan hijauan dan
    konsentrat. Pakan hijauan dapat berupa rumput alam, rumput yang dibudidayakan dan
    daun kacang-kacangan, sedangkan pakan konsentrat dapat berupa dedak padi.

    Sumber Pakan
    Rumput merupakan sumber tenaga atau energi bagi ternak kambing. Jenis rumput
    yang umum diberikan ternak adalah rumput alam (rumput lapangan). Jenis rumput yang
    dibudidayakan (ditanam) antara lain: rumput setaria, brachiaria dan clitoria ternatea.
    Selain rumput, sisa hasil pertanian juga dapat digunakan sebagai sumber tenaga atau
    energi antara lain: dedak padi, kulit dan daun singkong, daun pepaya, batang kangkung,
    daun jagung dan jerami padi. Pakan sebagai sumber protein yang baik untuk
    pertumbuhan kambing antara lain: daun kacang tanah, daun kacang panjang, daun
    kedelai, daun gamal, daun turi, daun lamtoro dan daun kaliandra.

    Rumput Setaria

    Rumput Brachiaria

    Clitoria Ternatea

    Kebutuhan Pakan
    Pakan hijauan: 10% dari berat badan
    Pakan konsentrat: 0,5 kg
    Jika hanya diberi pakan hijauan, maka pakan hijauan tersebut diberikan dengan jumlah
    10% dari berat badan dengan susunan pakan sebagai berikut:
    a.   Kambing Dewasa: 1 bagian daun + 3 bagian rumput
    b.   Kambing yang akan dikawinkan: 2 bagian daun berprotein + 3 bagian rumput
    c.   Kambing bunting: 3 bagian daun + 3 bagian rumput

    MINERAL
    Mineral dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan menjaga kondisi tumbuh
    supaya tetap sehat. Garam dapur merupakan salah satu sumber mineral. Selain itu
    mineral yang lain dapat dibeli di toko pertanian.

    Cara Pemberian
    a.   Siapkan ruas bambu dengan panjang 40-50 cm, kemudian kupas kulit luarnya.
    b.   Lubangi kecil-kecil pada bagian bawahnya.
    c.   Masukan garam dapur atau mineral jadi ke dalam ruas bambu sampai penuh.
    d.   Masukkan air kurang lebih setengah gelas ke dalam ruas bambu yang sudah diisi
          garam atau mineral.
    e.   Gantungkan bambu tersebut di dinding kandang.

    AIR MINUM
    Air minum dapat diberikan dengan wadah ember atau tempat yang bersih dan
    diberikan sepanjang hari.

    KANDANG

    Syarat Kandang
    Kandang diusahakan menghadap ke timur agar memenuhi persyaratan kesehatan
    ternak. Bahan yang digunakan harus kuat, murah dan tersedia di lokasi. Kandang dibuat
    panggung dan beratap dengan tempat pakan dan minum. Dinding kandang harus
    mempunyai ventilasi (lubang angin) agar sirkulasi udara lebih baik.
    Kambing sebaiknya dipelihara dalam kandang untuk:
    a.   Memudahkan dalam pengawasan terhadap kambing yang sakit atau yang sedang
           dalam masa kebuntingan.
    b.    Memudahkan dalam pemberian pakan.
    c.    Menjaga keamanan ternak.

    Ukuran Kandang
    -    Anak: 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas sapih)
    -    Jantan dewasa: 1,2 X 1,2 m/ ekor
    -    Dara/ Betina dewasa:1 X 1,2 m /ekor
    -    Induk dan anak: 1,5 X 1,5 m/induk + 2 anak




    KESEHATAN

    Penyakit Cacingan
    Penyebab
    Penyakit cacingan pada kambing dapat disebabkan oleh cacing gilig, pipih dan cacing
    pita.
    Gejala
    Kambing semakin kurus, bulu berdiri dan kusam, nafsu makan berkurang, kambing
    terlihat pucat, kotoran lembek sampai mencret.
    Penanganan
    1.   Obat tradisional
          a.   Daun nanas yang dikeringkan dan dihaluskan, kemudian ditimbang 300 mg untuk 1
                kg berat badan kambing, dicampur air, selanjutnya diminumkan dan diulang 10 hari
                sekali (jangan diberikan pada ternak bunting).
          b.   Daun nanas segar dihilangkan durinya, ditimbang 600 mg untuk 1 kg berat badan
                kambing, kemudian diberikan pada kambing dan diulang 10 hari sekali (jangan
                diberikan pada ternak bunting).
    2.    Obat pabrikan
            Biasanya menggunakan albendazole, valbanzen atau ivermectin yang diulang setiap 3
            bulan sekali.
    Pencegahan
    a.   Jagalah kandang tetap bersih dan kering.
    b.    Buanglah kotoran, sampah dan sisa pakan jauh dari lokasi kandang atau dibuat
           kompos.
    c.    Jangan menggembalakan kambing pada pagi hari dan pada satu area (usahakan
            berpindah-pindah).
    d.    Jangan berikan rumput yang masih berembun.
    e.    Sabitlah rumput 2-3 cm di atas permukaan tanah.

    Penyakit Kudis (Scabies/Kurap)
    Penyebab
    Parasit kulit (Sarcoptes sp)
    Gejala
    a.    Kulit merah dan menebal.
    b.    Gatal dan gelisah, sering menggaruk-garukkan kulit yang terinfeksi pada dinding
            kandang.
    c.     Bulu rontok.
    d.     Bagian tubuh yang sering diserang muka, telinga, pangkal ekor dan leher.
    Penanganan
    1.    Obat tradisional
           a.    Oli 1 cangkir + cuka 1 sendok makan + belerang yang sudah dihaluskan 1 sendok
                  makan atau 4 siung bawang merah yang sudah dihaluskan, kemudian semua bahan
                  dicampur dan oleskan 2x sehari pada kulit kambing sampai sembuh.
           b.     Belerang dihaluskan 3 sendok makan + 1 sendok makan minyak goreng oleskan 2x
                   sehari sampai sembuh.
    2.    Obat pabrikan
            Suntik dengan Ivermectin secara sub cutan (dibawah kulit).
    Pencegahan
    a.   Jauhkan kambing sakit dengan kambing sehat.
    b.    Bersihkan kandang setiap hari, lebih baik lagi menggunakan sabun atau zat pembersih
           kandang.
    c.    Jagalah kebersihan kambing dengan memandikan kambing dengan larutan asumtol
            2%.
    d.     Mencuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan kambing.

    Diare
    Penyebab
    Pakan berjamur atau terlalu muda, bakteri, virus dan protozoa.
    Gejala
    a.    Kotoran encer dan warnanya hijau terang/hijau gelap sampai hijau kekuningan.
    b.    Kambing lemas, bila dibiarkan dapat menyebabkan kematian.
    c.    Bulu-bulu sekitar dubur kotor akibat kotoran.
    Penanganan
    a.    Pisahkan kambing sakit dari kambing sehat.
    b.    Berikan larutan oralit, larutkan 2 sendok makan garam + 2 sendok makan gula dalam
           2,5 liter air dingin yang sudah dimasak.
    c.    Bila keadaannya tidak membaik segera hubungi petugas kesehatan hewan (dokter
           hewan).
    Pencegahan
    a.    Hindari pemberian pakan yang menyebabkan diare.
    b.    Jagalah kandang tetap bersih.

    Keracunan
    Penyebab
    Tanaman beracun atau tanaman yang tercemar pestisida.
    Gejala
    Mulut berbusa, kejang-kejang, muka kemerahan dan bengkak, diare berdarah, dan
    kematian mendadak.
    Penanganan
    a.    Berikan air kelapa.
    b.    Berikan norit 2-3 tablet.
    c.    Hubungi petugas kesehatan hewan (dokter hewan).
    Pencegahan
    a.    Jangan menggembalakan kambing di tempat yang banyak tanaman beracun.
    b.    Jauhkan kambing dari sawah atau ladang yang sedang dipupukan atau disemprot
            pestisida.

    Kembung Perut
    Penyebab
    Gas yang ditimbulkan oleh makanan (rumput muda).
    Gejala
    Perut sebelah kiri membesar, napas pendek dan cepat, tidak mau makan.
    Penanganan
    Berikan larutan gula merah dan asam jawa, keluarkan gas dengan cara mengurut-urut
    perut kambing.
    Pencegahan
    Jangan diberi rumput muda.

    Tips Supaya Produksi Susu Maksimal
    Dalam beternak kambing PE yang berkosentrasi kepada produksi susu, setidaknya
    ada 4 faktor utama yang harus diperhatikan agar supaya hasil susu yang didapat
    bisa maksimal. Ketiga hal tersebut antara lain;

    1.   Usia Kambing,
          Seekor kambing PE akan berproduksi maksimal di usia laktasi ke 3 sampai laktasi
          ke 7. Dibawah laktasi ke 3, produksi susu yang dihasilkan biasanya belum maksimal.
          Hasil terbanyak selama ini kisaran 1 liter/ekor/hari. Sedangkan apabila kambing
          telah mencapai usia diatas 7 kali masa laktasi biasanya hasil yang diperoleh
          juga akan mulai menurun. Hal ini lebih disebabkan karena factor usia pada
          masing-masing ternak. Bagi peternak yang ingin segera mendapatkan hasil
          yang maksimal, maka disarankan untuk membeli kambing pada usia laktasi yang
          ke 2, sehingga tdk akan menunggu waktu terlalu lama untuk bisa mendapatkan
          hasil susu yang maksimal.

    2.   Makanan Kambing.
           Selain factor usia pada kambing PE, factor makanan ternyata juga memegang
           peranan sangat penting dalam usaha budidaya ini. Factor makanan memegang
           kendali hampir 90% dari usaha ini. Makanan yang bisa menjadikan hasil susu
           bisa maksimal terdiri dari makanan yang bersifat alami atau makanan
           tambahan (ekstra fooding). Makanan alami biasanya terdiri dari berbagai
           macam daun, yaitu daun Turi, daun dadap, daun pepaya ataupun daun katuk.
           Ketiga daun ini sangat efektif untuk meningkatkan jumlah produksi susu harian
           pada kambing PE. Pemberian daun ini tidak usah terlalu banyak, tetapi harus
           ada disaat pemberian makanan kambing. Selain daun, makanan eksternal
           (ektra fooding) yang bisa mendongkrak produksi susu terdiri dari makanan
           yang memiliki kandungan berprotein tinggi, seperti kedelai, kulit kedelai, ampas
           bir, ampas tahu dan kulit gandum (polard). Semakin banyak pemberian makanan
           ini maka semakin banyak pula jumlah produksi susu yang akan dikeluarkan
           kambing PE. Kambing akan berproduksi susu secara maksimal di usia laktasi hari
           pertama sampai hari ke 60. setelah hari ke 61 maka peningkatan jumlah produksi
           susu akan bersifat lambat dan biasanya hanya akan stabil.

    3.    Lokasi Peternakan,
           Kandang diusahakan senyaman mungkin. Atap yang di gunakan tidak boleh
           menggunakan atap seng, karena jika atap yang digunakan adalah atap dari
           seng, maka akan panas di saat siang dan akan bising di saat hujan. Ini akan
           memancing kambing untuk mudah menjadi stress. Kalau kambing stress maka
           hasil yang akan diperoleh juga akan semakin sedikit. Selain factor atap,
           usahakan suasana disekitar kandang juga harus sepi. Hanya petugas pemerah
           saja yang diperbolehkan untuk masuk ke kandang perah. Hal ini tentunya akan
           membuat si kambing bisa beristirahat dengan tenang dan maksimal.

    4.   Anak Kandang.
           Peran anak kandang disini memiliki andil yang besar. Anak kandang yang sayang
           ke ternak akan bisa mendongkrak pendapatan susu harian. Selain itu waktu
           perah juga  akan semakin lama. Jika dilakukan dengan benar, seekor kambing
           perah bisa kita perah minimal 1,5 tahun tanpa berhenti, dengan hasil rata-rata
           per ekor per hari bisa mencapai 1,3 sampai 1,6 liter. Disini dituntuk kepiawaian
           si peternak dalam memilih anak kandang. Dibutuhkan rasa sayang ke hewan.
           Terutama disaat proses pemerahan. Pemijatan ambing susu yang bagus diikuti
           rasa sayang akan membuat si kambing merasa nyaman saat diperah. Sehingga
           saat proses pemerahan terjadi, posisi kambing akan merasa nyaman. Ini ditandai
           dengan gunyaman di kambing disaat proses pemerahan terjadi. Kambing tdk
           bergerak apalagi berteriak. Dengan nyamannya si kambing maka kualitas dan
           kuantitas pada proses pemerahan akan menunjukkan hasil yang maksimal.